Ticker

4/recent/ticker-posts

Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional

Penulis Angger Reda Tama, S.Pd., M.Pd.

Assalamu'alaikum Sobat Sahabat-ilmu.com - pada pembahasan kali ini, kita akan mempelajari pengertian, fungsi, dan cara kerja sistem pengapian konvensional pada kendaraan sebagai berikut.
A. Pengertian Sistem Pengapian
B. Fungsi Sistem Pengapian
C. Fungsi Komponen Sistem Pengapian Konfensional
D. Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional
Pada prinsipnya api dapat dihasilkan jika ketiga unsur seperti bahan bakar, oksigen, dan panas bertemu. Begitu juga mesin bensin pada kendaraan dapat hidup, karena di ruang bakar terjadi ledakkan yang berasal  dari campuran bahan bakar dan oksigen yang telah dikompresikan terkena percikan api dari busi. 

A. Pengertian Sistem Pengapian

Penjelasan tentang sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang mampu memicu timbulnya percikan api pada ruang bakar mesin. Sistem pengapian sangat penting pada mesin bensin konvensional dan injeksi.

Apa yang dimaksud dengan sistem pengapian konvensional? 
Sistem pengepian konvensional adalah suatu jenis pengapian yang menggunakan distributor, platina, koil pengapian, dan busi untuk menghasilkan percikan tegangan tinggi. Berikut ini gambar sistem pengapian konvensional.
Cara kerja Sistem Pengapian Konfensional

B. Fungsi Sistem Pengapian

Setelah memahami pengertian di atas, mari kita jawab pertanyaan, "Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?"

Fungsi sistem pengapian yaitu untuk menghasilkan percikan api dari tegangan tinggi sehingga mampu meledakkan campuran bahan bakar dan oksigen di dalam ruang bakar sebelum piston mencapai TMA (Titik Mati Atas). Ledakkan tersebut mampu mendorong piston dengan kuat dan cepat. Tanpa sistem pengapian maka mesin bensin tidak akan hidup walaupun terdapat campuran bensin dan udara.

C. Fungsi Komponen Sistem Pengapian Konfensional

Berikut komponen sistem pengapian yang terdapat pada mesin bensin.
  1. Baterai atau accumulator yang biasa kita sebut aki. Accumulator berfungsi sebagai sumber tenaga listrik utama pada sistem pengapian.
  2. Switch kontak berfungsi pemutus dan penyambung tegangan 12 volt dari aki menuju koil.
  3. Koil pengapian (ignition coil) berfungsi menaikan tegangan 12 volt (berasal dari aki) menjadi puluhan kilo volt atau sekitar 20 KV- 25 KV. .
  4. Platina (breaker point) berfungsi menghubungkan tegangan listrik  dari kumparan primer koil ke massa dan memutuskan tegangan listrik sehingga terjadi induksi listrik di dalam koil. Sehingga koil mampu menghasilkan tegangan listrik puluhan kilo volt atau sekitar 20 KV- 25 KV. Celah platina dapat membuka dan menutup karena cam atau nok yang digerakkan oleh poros cam (camshaft).
  5. Ditributor berfungsi untuk mendistribusikan tegangan tinggi dari koil menuju busi secara bergantian.
  6. Kabel tegangan tinggi berfungsi sebagai konduktor tegangan tinggi dari koil ke distributor atau dari distributor menuju busi.
  7. Busi pengapian (spark plug) berfungsi mengkonversikan tegangan tinggi menjadi sengatan percikan api yang menyala. 

D. Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional

Selanjutnya akan kita bahas "Bagaimana cara kerja sistem pengapian konvensional pada kendaraan?" atau "Jelaskan cara kerja dari sistem pengapian konvensional pada kendaraan!"
Berikut ini urutan cara kerja sistem pengapian konvensional.

1. Cara kerja sistem pengapian konvensional saat mesin mati ketika kunci kontak ON.

Saat mesin mati ketika kunci posisi ON pada maka arus listrik dari baterai mengalir ke positif koil menuju lilitan primer sehingga terjadi medan magnet pada lilitan primer koil. Namun belum terjadi induksi listrik pada lilitan sekunder koil, karena paltina belum bekerja membuka atau menutup. Sehingga tidak ada tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil dan busi belum memercikkan bunga api

2.  Cara kerja sistem pengapian konvensional saat mesin hidup ketika kunci kontak ON.

Saat kunci kontak diputar ke posisi ST (Starter), maka pinion starter menggerakkan flywheel sehingga poros engkol dan poros cam juga ikut berputar. Berputarnya poros nok (cam) menyebabkan poros distributor ikut bergerak sehingga menyebabkan celah platina membuka dan menutup. 

Ketika celah platina membuka maka medan magnet pada lilitan primer akan mengalami induksi listrik menuju lilitan sekunder. Sehingga koil menghasilkan tegangan listrik sekitar 20 KV yang kemudian diteruskan ke distributor menuju busi yang menyebabkan busi memercikan sengatan bunga api.

Ketika celah platina menutup maka tidak terjadi induksi dari primer koil menuju lilitan sekunder koil. Sehingga lilitan primer koil kembali terisi arus listrik untuk menjadi medan magnet kembali  dan siap untuk menginduksikan listrik menuju lilitan sekunder koil ketika celah platina membuka kembali.

Siklus sistem pengapian di atas terjadi terus-menerus terjadi selama mesin masih hidup.

Semoga pembahasan tentang pengertian, fungsi, dan cara kerja sistem pengapian konvensional bermanfaat bagi Sobat Sahabat-ilmu.com.