Ticker

4/recent/ticker-posts

Fungsi Sensor-sensor pada Mesin EFI

Assalamu'alaikum, Sobat sahabat-ilmu.com


Hampir semua kendaraan dengan mesin bensin sekarang sudah menggunakan sistem Electronic Fuel Injection atau lebih dikenal dengan singkatan EFI. Sistem EFI adalah suatu sistem yang dimana bahan bakar yang masuk ke ruang bakar dikontrol secara elektronik yang diatur oleh Elektronic Control Unit (ECU). Pada sistem EFI ini memiliki tiga komponen utama yakni ECU, sensor-sensor, dan injektor.

Macam-macam Sensor EFI

Sensor-sensor yang terdapat pada mesin EFI meliputi Mass Air Flow (MAF) sensor, Manifold Absolute Pressure (MAP) sensor, Throttle Position Sensor (TPS), Water Temperatur Sensor, Intake Air Temperatur (IAT) sensor, Crankshaft Position (CKP) Sensor, Oxygent Sensor.

Sensor memiliki fungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throttle gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor tersebut kemudian diolah oleh ECU dan kemudian diteruskan ke aktuator. Dalam sistem bahan bakar, aktuatornya adalah injektor yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Jadi besarnya bahan bakar yang disemprotkan diatur oleh ECU berdasarkan informasi dari sensor sensor pada mesin EFI itu sendiri. Lalu seperti apa bentuk sensor tersebut dan apa saja macamnya? Berikut penjelasan selengkapnya.


Fungsi Sensor-sensor pada Mesin EFI

1. Mass Air Flow (MAF) sensor

Mass Air Flow (MAF) sensor  memiliki fungsi mendekteksi aliran udara (volume) yang masuk ke intake manifold. Air flow meter berupa potensio yang dilengkapi dengan pegas pengembali dan measuring plate. Besar kecilnya udara yang masuk akan berpengaruh pada putaran potensiometer. Karena potensiometer berputar maka tegangan output dari potensiometer juga berubah. Besarnya tegangan dari potensiometerini diterima ECU sebagai signal.


2. Manifold Absolute Pressure (MAP ) sensor

Manifold Absolute Pressure (MAP ) sensor berfungsi menghitung kevakuman atau tekanan pada intake manifold. Besarnya kevakuman pada intake manifold diubah menjadi nilai tahanan pada MAP sensor.


3. Throttle Position Sensor (TPS)

Throttle Position Sensor (TPS) ini terletak pada throttle body. Sensor ini berfungsi mendeteksi besarnya bukaan throttle dalam bentuk nilai tahanan. Sama seperti air flow meter, TPS juga menggunakan potensiometer. Cara kerjanya sama, ketika throttle berputar, potensiometer juga berputar dan nilai tahanan juga berubah. Karena nilai tahananya berubah, tegangan yang dikirim ke ECU juga ikut berubah. Nilai tegangan tersebut diterima ECU sebagai signal.


4. Water Temperatur Sensor

Water Temperatur Sensor pada prinsipnya sama seperti variable resistor. sensor ini nilai tahananya berubah tergantung pada suhu. Thermistor digunakan pada water temperatur sensor atau WTS untuk mengetahui suhu air pendingin. Semakin dingin suhu air, maka bahan bakar yang disemprotkan semakin banyak.


5. Intake Air Temperatur (IAT) Sensor

Seperti namanya, IATS berfungsi untuk mengetahui suhu udara yang masuk melalui intake manifold. Sensor ini juga berupa thermistor. Semakin dingin suhu udara, maka bahan bakar yang disemprotkan melalui injektor  semakin banyak.


6. Camshaft Position (CMP) Sensor

Fungsi Camshaft Position Sensor ini adalah untuk mendeteksi posisi katup-katup terutama katup masuk (intake valve) yang selanjutnya diteruskan ke ECU untuk menentukan penginjeksian masing-masing silinder. 

Camshaft Position Sensor dapat mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui putaran signal rotor  yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve.


6. Crankshaft Position (CKP) Sensor


Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi putaran mesin dan menentukan timing pengapian. Fungsinya mirip dengan pulser pada sepeda motor. Pada beberapa mobil, sensor ini diletakan dekat poros  engkol (crankshaft) sehingga bernama Crankshaft Position (CKP) sensor .


7. Oxygent Sensor

Oxygen sensor terletak di exhaust manifold untuk mendeteksi kadar oksigen pada emisi gas buang. Sensor ini berfungsi untuk mengetahui apakah campuran bahan bakar sudah tepat atau belum.